If Paradise be on earth, it is, without a doubt, Damascus; but if it be in heaven, Damascus is its counterpart on earth. (Ibn Jubair, Musafir Muslim Spanyol abad ke-12 M)

Damaskus, Ibu kota Suriah, sering disebut kota tertua di dunia karena tidak pernah terputus dari penghuni meskipun silih bergantinya kebudayaan yang dibawa oleh para penguasa kota tersebut. Oleh karenanya Damaskus mempunyai berbagai nama a.l.: Faiha’, Syam, Jala’, Lu’lu’ Syrq (sebagaimana yang diberikan oleh Kaisar Julian).
Menurut legenda, kota Damaskus didirikan oleh salah satu cucu Nabi Nuh. Namun bukti sejarah otentik tertua dari pendirian kota Damaskus baru terdapat dalam prasasti Ebla (3000 SM) dan prasasti Mesir (1500 SM) yang menyebut kota ini sebagai “Dimeshq”.
Puncak kejayaan Damaskus nampak pada tahun 1000 SM ketika dijadikan ibukota oleh kerajaan Aram (Aramic) dengan nama Dar Misk dan sejak itu Damaskus tetap dijadikan ibukota para penguasanya sampai sekarang. Bangsa Aram merupakan penduduk asli Damaskus yang berasal dari kawasan Arab bagian utara dengan bahasa aslinya Aram, yang sekarang dikenal sebagai bahasa Syriani.
Sejak didirikan Damaskus pernah dikuasai oleh berbagai bangsa, antara lain: Yunani, Romawi dan lain-lain. Di masa kekuasaan Romawi, Damaskus merupakan kota yang terpenting di antara sepuluh wilayah kekuasaannya.
Pada masa kekuasaan Romawi, penduduk asing tidak mudah untuk memasuki kota Damaskus, karena kota itu dikelilingi pagar tembok yang tinggi (walled city), kecuali harus melalui tujuh pintu-pintu utama yaitu : I. Bab (pin-tu) Syarqi, II. Bab Jabiyah, III. Bab Kisani, IV. Bab Shaghir, IV. Bab Touma, VI. Bab Janiq, VII. Bab Faradis. Di masa Romawi telah didirikan beberapa Gereja yang sebagian besar masih dipakai hingga sekarang.
Pada masa kekuasaan Arab Muslim Damaskus mencapai puncak kejayaannya sewaktu kota itu dijadikan ibukota negara oleh Mu’awiyah bin Abi Sofyan dari dinasti Bani Umawi pada 661 M.
Di Damaskus dan sekitarnya banyak tempat wisata yang layak di kunjungi a.l. Masjid Umawi, Pasar Hammidiyeh, Istana Azem, Makam Salahudin Al-Ayoubi dll.
Tempat yang paling menarik untuk melihat keindahan kota Damaskus secara umum adalah dari bukit Qasyun, terutama pada saat senja hingga malam hari.
MASJID AGUNG UMAWI
In Damascus, there is a mosque that has no equal in the world. (al-Adrissi, 1154)
Masjid agung Umawi terletak di jantung kota lama (old city) Damaskus, di ujung pasar Hamidiyyeh. Masjid ini didirikan di atas tanah yang sudah beribu-ribu tahun men-jadi pusat peribadatan dan dan awalnya merupakan tem-pat ibadah bangsa Aram dengan Dewa Hadad, yaitu bangsa Arab Suryani kuno sejak 3000 tahun SM. Di awal abad Masehi tempat ini telah berubah menjadi tempat ibadah penyembah Dewa Jupiter ad-Dimasqi (masa Romawi) dan ketika agama Kristen berkembang di Damaskus pada abad ke empat M tempat ini berubah menjadi gereja yang bernama” St. John the Baptist Basilica” (Yohana al-Ma’madan).
Masa kekuasaan Islam sampai ke kota Damaskus pada tahun 14 hijriyah (635 M). Ketika panglima Islam Khalid bin Walid memasuki kota Damaskus dari bab Sharqi (Gerbang Timur) dan Amru bin Ash memasuki kota Damaskus dari Bab Touma (Thomas gate). Sementara pasukan Islam di bawah komando Sharhabil lewat Bab Faradis (Orchards gate), Abu Ubaidah lewat bab Al-Jabiyah (Water Through gate) dan Yazid bin Abi Sofyan lewat bab Shaghir (Small gate).
Sejak Islam masuk ke Damaskus umat Islam dan Kris-ten bersepakat untuk membagi tempat ibadah tersebut menjadi dua bagian, sebelah timur Masjid dan sebelah barat Gereja. Mereka beribadah secara bersama-sama dalam suatu tempat yang hanya dipisahkan oleh dinding tembok. Umat Islam mengumandangkan adzan sedangkan umat Kristen membunyikan lonceng. Hal tersebut ber-langsung kurang lebih 70 tahun atau sampai tahun 705 M.
Hingga suatu ketika Khalifah Al Walid bin Abdul Malik menganggap perlu untuk membangun Masjid yang megah sesuai dengan kebutuhan kaum Muslim dan pemerintahan Islam waktu itu. Berdasarkan hasil musyawarah antara kedua belah pihak (Islam dan Kristen) maka sebagai gantinya sang Khalifah mengizinkan dibangunnya gereja-gereja di daerah bab Touma dan sekitarnya. Dalam masa sekitar 10 tahun berdirilah bedirilah Masjid Umawi yang besar dan megah dengan ukuran panjang 150 m dan lebar 100 m.
Masjid ini termasuk yang terbesar di dunia pada jamannya. Di bagian Timur masjid itu terdapat makam Nabi Yahya AS yang diyakini hanya kepalanya saja yang dimakamkan di sana.
B O S R A
Bosra terletak + 145 km selatan kota Damaskus. Bosra merupakan situs peninggalan terpenting jaman Romawi dan Yunani di Suriah setelah Palmyra. Hal ini dikarenakan di Bosra terdapat teater Romawi (abad ke 2 SM) yang secara menakjubkan masih utuh sampai sekarang. Keterangan tentang Bosra terungkap dalam tulisan batu prasasti yang diperkirakan ditulis pada abad 14 SM. Pada tulisan-tulisan tersebut terdapat Kafilah-kafilah yang terkenal dengan sebutan Akadia, Amoria, Nabatia dan Ghasani.

Sejarah kota Bosra tidak bisa terlepas dari Petra (kerajaan Selatan) yang dibangun oleh kaum Nabatia pada abad 4 SM, begitu juga Kerajaan Utara Bosra mulai berkembang pada abad 4 SM.
Bosra juga merupakan daerah penting bagi para pedagang Arab, Cina, India dan Romawi. Kebiasaan para saudagar yang datang ke Bosra untuk memasarkan barang-barang dagangannya dan jika kembali tak ketinggalan mereka juga membawa barang-barang dari Bosra untuk diperdagangkan di negerinya. Bosra pada masa jayanya termasuk dalam lima pasar utama di Semenanjung Arab.
Di Bosra setidaknya ada beberapa tempat yang layak dikunjungi selain Teater Romawi yaitu Benteng Bosra, Masjid Umar serta gereja Pendeta Bahira dan masjid Mabrokunaqoh. Untuk mengunjungi tempat ini secara menyeluruh paling tidak dibutuhkan waktu setengah hari termasuk perjalanan dari Damaskus.
Benteng Bosra
Benteng Bosra dibangun pada abad pertama sebelum Masehi. Pada waktu perang Salib yang dipimpin oleh Sholahuddin al-Ayyubi, benteng Bosra merupakan benteng utama bagi pertahanan dan perlindungan kaum Muslim.
Kota Bosra pada masa kejayaannya berbentuk bulat dan telah hancur sewaktu terjadi gempa pada abad 11 M dan juga diporakporandakan oleh bangsa Mongol pada tahun 1261 M serta terjadi gempa lagi pada abad ke 14 M.
Pada tahun 1854 M, di Bosra hanya tinggal beberapa rumah penduduk dan diperkirakan hanya sekitar 14 buah rumah dan terus berkembang hingga sekarang ini.
Teater Bosra
Tempat ini merupakan situs terpenting di Bosra untuk dikunjungi. Teater ini merupakan salah satu teater yang terbesar yang dibuat bangsa Romawi pada jaman kekuasaannya. Teater ini dibangun pada abad ke-2 Masehi.
Teater Bosra yang berbentuk setengah bundar dengan diameter lebih 100 M dapat memuat sekitar 15.000 penonton yang terdiri dari 3 tingkat. Tingkat pertama terdapat 14 tribun, tingkat kedua sebanyak 18 tribun dan tingkat ketiga sebanyak 5 tribun. Setiap kelas dibatasi oleh dinding batu. Tempat ini dipugar terakhir pada tahun 1997. tulisan ini asli kutipan dari NU cabang Syiriah.
tulisan ini dikutip dari NU cabang syiria

Damaskus, Ibu kota Suriah, sering disebut kota tertua di dunia karena tidak pernah terputus dari penghuni meskipun silih bergantinya kebudayaan yang dibawa oleh para penguasa kota tersebut. Oleh karenanya Damaskus mempunyai berbagai nama a.l.: Faiha’, Syam, Jala’, Lu’lu’ Syrq (sebagaimana yang diberikan oleh Kaisar Julian).
Menurut legenda, kota Damaskus didirikan oleh salah satu cucu Nabi Nuh. Namun bukti sejarah otentik tertua dari pendirian kota Damaskus baru terdapat dalam prasasti Ebla (3000 SM) dan prasasti Mesir (1500 SM) yang menyebut kota ini sebagai “Dimeshq”.
Puncak kejayaan Damaskus nampak pada tahun 1000 SM ketika dijadikan ibukota oleh kerajaan Aram (Aramic) dengan nama Dar Misk dan sejak itu Damaskus tetap dijadikan ibukota para penguasanya sampai sekarang. Bangsa Aram merupakan penduduk asli Damaskus yang berasal dari kawasan Arab bagian utara dengan bahasa aslinya Aram, yang sekarang dikenal sebagai bahasa Syriani.
Sejak didirikan Damaskus pernah dikuasai oleh berbagai bangsa, antara lain: Yunani, Romawi dan lain-lain. Di masa kekuasaan Romawi, Damaskus merupakan kota yang terpenting di antara sepuluh wilayah kekuasaannya.
Pada masa kekuasaan Romawi, penduduk asing tidak mudah untuk memasuki kota Damaskus, karena kota itu dikelilingi pagar tembok yang tinggi (walled city), kecuali harus melalui tujuh pintu-pintu utama yaitu : I. Bab (pin-tu) Syarqi, II. Bab Jabiyah, III. Bab Kisani, IV. Bab Shaghir, IV. Bab Touma, VI. Bab Janiq, VII. Bab Faradis. Di masa Romawi telah didirikan beberapa Gereja yang sebagian besar masih dipakai hingga sekarang.
Pada masa kekuasaan Arab Muslim Damaskus mencapai puncak kejayaannya sewaktu kota itu dijadikan ibukota negara oleh Mu’awiyah bin Abi Sofyan dari dinasti Bani Umawi pada 661 M.
Di Damaskus dan sekitarnya banyak tempat wisata yang layak di kunjungi a.l. Masjid Umawi, Pasar Hammidiyeh, Istana Azem, Makam Salahudin Al-Ayoubi dll.
Tempat yang paling menarik untuk melihat keindahan kota Damaskus secara umum adalah dari bukit Qasyun, terutama pada saat senja hingga malam hari.
MASJID AGUNG UMAWI
In Damascus, there is a mosque that has no equal in the world. (al-Adrissi, 1154)
Masjid agung Umawi terletak di jantung kota lama (old city) Damaskus, di ujung pasar Hamidiyyeh. Masjid ini didirikan di atas tanah yang sudah beribu-ribu tahun men-jadi pusat peribadatan dan dan awalnya merupakan tem-pat ibadah bangsa Aram dengan Dewa Hadad, yaitu bangsa Arab Suryani kuno sejak 3000 tahun SM. Di awal abad Masehi tempat ini telah berubah menjadi tempat ibadah penyembah Dewa Jupiter ad-Dimasqi (masa Romawi) dan ketika agama Kristen berkembang di Damaskus pada abad ke empat M tempat ini berubah menjadi gereja yang bernama” St. John the Baptist Basilica” (Yohana al-Ma’madan).
Masa kekuasaan Islam sampai ke kota Damaskus pada tahun 14 hijriyah (635 M). Ketika panglima Islam Khalid bin Walid memasuki kota Damaskus dari bab Sharqi (Gerbang Timur) dan Amru bin Ash memasuki kota Damaskus dari Bab Touma (Thomas gate). Sementara pasukan Islam di bawah komando Sharhabil lewat Bab Faradis (Orchards gate), Abu Ubaidah lewat bab Al-Jabiyah (Water Through gate) dan Yazid bin Abi Sofyan lewat bab Shaghir (Small gate).
Sejak Islam masuk ke Damaskus umat Islam dan Kris-ten bersepakat untuk membagi tempat ibadah tersebut menjadi dua bagian, sebelah timur Masjid dan sebelah barat Gereja. Mereka beribadah secara bersama-sama dalam suatu tempat yang hanya dipisahkan oleh dinding tembok. Umat Islam mengumandangkan adzan sedangkan umat Kristen membunyikan lonceng. Hal tersebut ber-langsung kurang lebih 70 tahun atau sampai tahun 705 M.
Hingga suatu ketika Khalifah Al Walid bin Abdul Malik menganggap perlu untuk membangun Masjid yang megah sesuai dengan kebutuhan kaum Muslim dan pemerintahan Islam waktu itu. Berdasarkan hasil musyawarah antara kedua belah pihak (Islam dan Kristen) maka sebagai gantinya sang Khalifah mengizinkan dibangunnya gereja-gereja di daerah bab Touma dan sekitarnya. Dalam masa sekitar 10 tahun berdirilah bedirilah Masjid Umawi yang besar dan megah dengan ukuran panjang 150 m dan lebar 100 m.
Masjid ini termasuk yang terbesar di dunia pada jamannya. Di bagian Timur masjid itu terdapat makam Nabi Yahya AS yang diyakini hanya kepalanya saja yang dimakamkan di sana.
B O S R A
Bosra terletak + 145 km selatan kota Damaskus. Bosra merupakan situs peninggalan terpenting jaman Romawi dan Yunani di Suriah setelah Palmyra. Hal ini dikarenakan di Bosra terdapat teater Romawi (abad ke 2 SM) yang secara menakjubkan masih utuh sampai sekarang. Keterangan tentang Bosra terungkap dalam tulisan batu prasasti yang diperkirakan ditulis pada abad 14 SM. Pada tulisan-tulisan tersebut terdapat Kafilah-kafilah yang terkenal dengan sebutan Akadia, Amoria, Nabatia dan Ghasani.

Sejarah kota Bosra tidak bisa terlepas dari Petra (kerajaan Selatan) yang dibangun oleh kaum Nabatia pada abad 4 SM, begitu juga Kerajaan Utara Bosra mulai berkembang pada abad 4 SM.
Bosra juga merupakan daerah penting bagi para pedagang Arab, Cina, India dan Romawi. Kebiasaan para saudagar yang datang ke Bosra untuk memasarkan barang-barang dagangannya dan jika kembali tak ketinggalan mereka juga membawa barang-barang dari Bosra untuk diperdagangkan di negerinya. Bosra pada masa jayanya termasuk dalam lima pasar utama di Semenanjung Arab.
Di Bosra setidaknya ada beberapa tempat yang layak dikunjungi selain Teater Romawi yaitu Benteng Bosra, Masjid Umar serta gereja Pendeta Bahira dan masjid Mabrokunaqoh. Untuk mengunjungi tempat ini secara menyeluruh paling tidak dibutuhkan waktu setengah hari termasuk perjalanan dari Damaskus.
Benteng Bosra
Benteng Bosra dibangun pada abad pertama sebelum Masehi. Pada waktu perang Salib yang dipimpin oleh Sholahuddin al-Ayyubi, benteng Bosra merupakan benteng utama bagi pertahanan dan perlindungan kaum Muslim.
Kota Bosra pada masa kejayaannya berbentuk bulat dan telah hancur sewaktu terjadi gempa pada abad 11 M dan juga diporakporandakan oleh bangsa Mongol pada tahun 1261 M serta terjadi gempa lagi pada abad ke 14 M.
Pada tahun 1854 M, di Bosra hanya tinggal beberapa rumah penduduk dan diperkirakan hanya sekitar 14 buah rumah dan terus berkembang hingga sekarang ini.
Teater Bosra
Tempat ini merupakan situs terpenting di Bosra untuk dikunjungi. Teater ini merupakan salah satu teater yang terbesar yang dibuat bangsa Romawi pada jaman kekuasaannya. Teater ini dibangun pada abad ke-2 Masehi.
Teater Bosra yang berbentuk setengah bundar dengan diameter lebih 100 M dapat memuat sekitar 15.000 penonton yang terdiri dari 3 tingkat. Tingkat pertama terdapat 14 tribun, tingkat kedua sebanyak 18 tribun dan tingkat ketiga sebanyak 5 tribun. Setiap kelas dibatasi oleh dinding batu. Tempat ini dipugar terakhir pada tahun 1997. tulisan ini asli kutipan dari NU cabang Syiriah.
tulisan ini dikutip dari NU cabang syiria